Friday, September 15, 2006

Kebenaran tentang masalah

1Kor 10:13 Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.

Kalau kita berbicara tentang masalah, maka ada sebuah kalimat bijak yang dapat diterima oleh semua orang : “ Selama kita hidup pasti ada masalah”. Setiap orang mempunyai masalah, baik itu anak anak, orang muda maupun dewasa, baik kaya maupun miskin, baik berkulit putih maupun berkulit hitam, baik pejabat maupun bukan pejabat, bahkan pendeta pun memiliki masalah. “SETIAP ORANG MEMPUNYAI MASALAH” kalimat inilah yang harus kita tanamkan dalam pikiran kita, sehingga bila kita mengalami masalah maka itu adalah hal yang normal. Permasalahan yang dihadapi oleh masing masing orang berbeda beda. Bahkan masalah tersebut dialami oleh manusia semenjak proses pembuahan akan terjadi. Pada saat proses pembuahan akan terjadi ia harus mengalahkan berjuta juta sperma yang turut bertanding untuk dapat mencapai sel telur. Saat ia akan keluar dari dalam perut, butuh suatu perjuangan yang sangat keras. Saat anak saya baru lahir, kepalanya agak lonjong (karena tekanan-tekanan yang ia alami pada saat akan keluar dari perut). Saat bertumbuh menjadi remaja, pemuda, orang tua bahkan sampai saat akan meninggal masih menghadapi masalah.

Seringkali kita mencari kambing hitam untuk permasalahan yang kita hadapi. Namun permasalahan sesungguhnya ada didalam diri kita sendiri. Misalnya : seorang wanita yang ditinggal oleh pacarnya, lalu ia berkata karena pacarnya tersebut maka ia menjadi seorang pemabuk, pemakai narkoba dan sebagainya. Pertanyaannya adalah: apakah betul putus dengan pacar menyebabkan seseorang menjadi pemabuk dan pemakai narkoba? Kalau jawabannya iya, maka seharusnya yang terjadi: setiap orang yang putus dengan pacarnya akan menjadi seorang pemabuk dan pemakai narkoba. Seorang pelacur saat ditanya mengapa menjual diri? Jawabannya : ekonomi yang tidak cukup. Benarkah karena ekonomi yang tidak cukup menyebabkan seseorang menjadi pelacur? Kalau benar, mengapa pengamen, pengemis, tukang sapu jalanan dan sebagainya tidak menjadi pelacur? Bukankah mereka juga mengalami kesulitan ekonomi?. Pelayanan saya dalam bidang anak muda, seringkali saya mengonselingi orang yang putus dengan pacarnya dan setelah putus orang tersebut tidak menjadi seorang pemabuk atau pemakai narkoba. Malah mereka bersyukur karena mereka mengetahui keburukan pacarnya (misalnya suka selingkuh) sebelum menikah. Seringkali kita mencari kambing hitam untuk membenarkan diri. Mulai saat ini berhentilah untuk mencari kambing hitam. Jika kita salah, akui kesalahan kita dan bertanggungjawablah atas perbuatan kita, maka saya percaya permasalahan kita tidak menjadi semakin sulit seperti benang kusut.

Saya sudah pernah bertemu dengan seorang mantan pemakai narkoba yang menjadi seorang pangusaha, seorang mantan preman yang menjadi pendeta, seorang mantan pelacur yang dipakai Tuhan untuk mengajak teman temannya bertobat dan masih banyak lagi. Namun tidak sedikit juga yang saya lihat keadaan mereka semakin parah. Mengapa? Karena mereka bereaksi salah dan tidak mau bertobat / berubah. Ada yang berusaha lari dari masalah, ada yang berusaha menghadapi masalah dengan mengandalkan kemampuannya seperti uang, kepintaran dan sebagainya. Namun ada pula orang yang membiarkan masalah itu terjadi dengan begitu saja (cuek). Reaksi apa yang kita berikan dalam penyelesaian masalah?

Ada banyak ragam permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan ini. Ada yang menghadapi masalah keuangan, masalah pasangan hidup, masalah perselingkuhan, masalah pendidikan, masalah pekerjaan dan sebagainya. Itu semua adalah sekolah bagi kita sehingga kita semakin dewasa dan kuat dalam Tuhan. Kalau kita ingat pada saat kita sekolah, bila kita tidak belajar maka kita akan dimarahi. Kadang kadang belajar menjadi masalah bagi kita, khususnya mereka yang malas belajar. Lalu pada saat kita akan ujian kenaikan kelas, kita menghadapi masalah lagi. Tetapi bukankah kita harus melalui semua masalah tersebut untuk menjadi seorang sarjana?
Suatu saat seorang anak Sekolah Menengah Pertama (SMP) diberikan soal matematika untuk mahasiswa, apa yang terjadi? Tentu saja anak tersebut tidak bisa mengerjakannya mengapa? Karena ia belum belajar. Namun bila ia terus belajar dan naik kelas hingga ia lulus menjadi sarjana, tentunya ia akan dapat menyelesaikan soal matematika tersebut. Mengapa? Karena ia sudah pernah diajari matematika mulai dari SD (Sekolah Dasar) hingga Universitas. Demikian pula dengan masalah yang kita hadapi dalam kehidupan ini. Masalah tersebut akan membawa kita sampai kedalam rencana Allah. Dibalik masalah anda ada emas yang berasal dari Allah.

Setiap masalah yang kita hadapi selalu mengakibatkan penderitaan. Penderitaan tersebut dapat berupa penderitaan tubuh, jiwa maupun roh. Tetapi bila kita dapat melihat masalah seperti Allah melihatnya maka kita akan dapat mengatasi penderitaan tersebut. Ketika bersama dengan Allah, maka semakin besar masalah yang kita hadapi, maka semakin besar pula mujizat yang akan kita lihat.

Ada dua penyebab kita mengalami masalah, yaitu masalah karena dosa dan masalah karena kebenaran (1Pet 2:20).

1. Masalah karena Dosa
1Pet 2:20a Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa?

Orang yang bermasalah dengan dosa akan mengakibatkan penderitaan roh, jiwa dan tubuh. Mengapa bukan penderitaan tubuh terlebih dahulu, kemudian jiwa dan yang terakhir roh? Karena dosa mengakibatkan roh kita terpisah dengan Roh Allah. Inilah penderitaan yang terbesar dalam kehidupan manusia.

Orang yang menderita karena dosa dapat berpura-pura menutupi masalahnya, namun sesungguhnya ia tidak dapat membohongi dirinya sendiri, yaitu : jeritan hatinya (jeritan rohnya) yang menderita karena terpisah dari Allah. Kepada teman temannya ia dapat tersenyum, namun pada saat ia pulang kerumah dan seorang diri, ia mulai menangis dan tidak tahu arah tujuan hidupnya. Sekalipun ia adalah seorang pelayan Tuhan / Pendeta, jika mempunyai masalah dengan dosa maka penderitaan tersebut juga ia alami. Banyak sekali orang orang yang pernah saya jumpai, secara penampilan keliatannya mereka baik baik dan tidak mengalami masalah. Namun pada saat saya ajak ngomong dari hati ke hati maka air matanya mulai mengalir, tangisan demi tangisan terus terdengar bahkan tidak jarang mereka menjerit dengan suara yang keras. Pada saat rohnya menderita, maka jiwanya (pikiran, perasaan dan kehendaknya) akan menderita juga dan yang terakhir tubuhnya juga ikut menderita. Tekanan penderitaan karena dosa ini begitu dashyatnya sehingga dapat merusak masa depan dan kehidupan seseorang. Bahkan tidak jarang mereka yang berakhir di rumah sakit jiwa. Bagaimana mengatasi penderitaan karena DOSA? Saya akan menjelaskannya secara mendalam pada bagian “MASALAH KARENA DOSA”

2. Masalah karena kebenaran
1Pet 2:20b Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.

Seringkali kita bertanya tanya : mengapa orang yang begitu baik dan tulus harus mengalami sebuah aniaya? Mengapa dan mengapa? Kemudian kita juga bertanya : mengapa ia harus terlahir dalam keadaan cacat? Seperti Bartimeus seorang pengemis buta. (Markus 10:46-52) Namun lewat kebutaan Bartimeus Yesus menyatakan kemuliaanNYA.
Orang yang hidup dalam kebenaran Allah juga akan mengalami penderitaan. Mengapa? Karena iblis berusaha menjatuhkan orang orang yang hidup dalam kebenaran Allah. Tetapi ada perbedaan orang yang menderita karena kebenaran dengan orang yang menderita karena dosa. Orang yang menderita karena kebenaran sama seperti seseorang yang sedang dipanah oleh iblis, namun panah tersebut tidak mengenai tubuh, namun hanya mengenai tameng. Menderita karena kebenaran mengandung arti bahwa sekalipun dianiaya, difitnah, ditipu dan sebagainya, namun ia tetap hidup dalam kebenaran, seperti: tetap mengampuni, tetap bersyukur, tetap mendoakan, tidak membalas dan menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Jadi tidak ada dosa yang dia lakukan sekalipun hal tersebut sangat menyakitkan bagi jiwa dan tubuh orang tersebut. Orang yang menderita karena kebenaran sebenarnya bukan mengalami penderitaan yang sesungguhnya, yaitu penderitaan roh. Justru yang terjadi sesungguhnya adalah kemerdekaan dalam roh. Rohnya dapat terus intim denganNYA bahkan semakin intim.
Maz 34:19 TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.)

Tidak sedikit juga orang yang memulai dengan Roh namun mengakhirnya dengan daging. Maksudnya orang yang awalnya menderita karena kebenaran, namun mengakhirinya dengan daging. Ada orang orang yang penuh dengan Roh Kudus, pada saat ia difitnah ia tetap kuat tetap mengampuni dan memberkati pada saat ia ditipu ia tetap mengampuni, pada saat ia miskin ia tetap setia kepada istri dan Tuhan namun pada saat ia sudah mencapai posisi jabatan tertentu dan semakin diberkati ia mulai tidak setia lagi kepada istri dan Tuhan. Orang yang seperti inilah yang awalnya menderita karena kebenaran yang berakhir dengan menderita karena dosa. Mengapa kita harus menderita karena kebenaran ? Saya akan menjelaskannya secara mendalam pada bagian “MASALAH KARENA KEBENARAN”.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home