Friday, September 15, 2006

Masalah Karena Kebenaran

Seringkali bila ada seseorang yang sedang mengalami masalah yang cukup berat, kita selalu berkata bahwa ada dosa yang disimpan oleh orang tersebut. Saat orang tersebut ditanya : apakah kamu ada melakukan dosa? Orang tersebut menjawab “ saya tidak melakukan dosa”. Lalu kita bertanya lagi : kalau kamu tidak melakukan dosa mengapa masalah yang menimpa kamu begitu berat? Inilah yang seringkali terjadi. Mari kita pelajari bersama sama : penderitaan yang dikarenakan kebenaran.

Mengapa orang yang melakukan kebenaran harus mengalami penderitaan badani? Iblis berusaha untuk menjatuhkan orang orang yang hidup dalam kebenaran, namun percayalah Tuhan tahu yang terbaik buat kita. Saya menginginkan anak saya menjadi seorang sarjana, tentunya yang saya lakukan adalah menyekolahkan anak saya. Saat ia kecil, ia tidak suka belajar. Yang ia sukai hanya bermain saja. Apa yang saya lakukan? Saya akan memaksa ia untuk belajar (walaupun ia tidak suka) karena satu tujuan : saya ingin anak saya menjadi orang yang pintar. Ia pun harus melalui berbagai macam ujian untuk menunjukkan apakah sudah saatnya ia mengikuti pendidikan berikutnya atau belum. Bila anak saya nurut (setia mengikuti yang saya katakan) maka ia akan menjadi seorang sarjana (sesuai kerinduan bapanya).
Suatu waktu saat saya mengalami masalah yang cukup besar dalam hidup ini, saya mulai mengeluh kepada Tuhan. Saya berkata mengapa ini harus terjadi ? Tuhan, dosa apa yang sudah aku lakukan sehingga Engkau menimpakan masalah yang begitu besar ini? Bukankah aku sudah hidup benar sesuai FirmanMU? seandainya ini tidak terjadi, seandainya ........, seandainya........... dst. Saya mengeluh kepada Tuhan, bahkan bukan hanya mengeluh melainkan bersungut sungut. Tiba tiba saat saya membaca Firman Tuhan, saya membaca dalam Yesaya 55:8-9 Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu. Dan dalam Yeremia 29:11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. Saat saya menerima kebenaran Firman itu, saya mengerti rancangan Tuhan bukan rancangan saya, dan jalan Tuhan bukan jalan saya dan yang pasti rancangan Tuhan ialah rancangan damai sejahtera bukan rancangan kecelakaan.

“Dunia memang tidak adil” itulah salah satu kalimat yang sempat saya keluarkan dalam acara pelatihan kepemimpinan. Mengapa saya sampai mengeluarkan kalimat itu? Karena saya sering melihat ketidakadilan yang terjadi dalam dunia ini. Kadangkala saya melihat orang yang benar malah “mendapatkan hukuman”. Kadangkala saya melihat orang yang hidupnya tidak benar malah “kelihatannya diberkati”. Namun saya ingin menekankan bahwa yang hidupnya benar (sesuai dengan firman Allah) tidak akan mendapatkan penghukuman dari Tuhan. Sebaliknya orang yang hidupnya tidak benar (bertentangan dengan Firman Allah) hidupnya akan dihukum oleh Allah, dan penghukuman itu dialami oleh orang tersebut semenjak hidupnya tidak benar sampai di alam maut (Neraka).
Selama seseorang hidupnya nggak benar, bila ia mau jujur terhadap dirinya maka ia sebenarnya sedang mengalami “penderitaan batin”. Tidak ada damai sejahtera, tidak ada ketenangan, tidak ada kemerdekaan dalam hidupnya. Dimana ada kebenaran disitulah ada damai sejahtera dan kemerdekaan.

Bila kita melihat apa yang dilakukan oleh sebagian orang, kita menjadi tersandung. Misalnya : Bila kita disakiti oleh seorang pendeta, lalu kita berkata percuma ikut Tuhan, liat aja buktinya: pendeta aja kelakuannya seperti itu. Mau jadi apa jemaatnya? ... dan seterusnya. Namun saya ingin mengatakan : “ Jadikanlah batu sandungan menjadi batu loncatan. Kita bisa katakan kepada diri kita: kalau pendetanya begitu, aku tidak boleh begitu ah. Aku harus hidup dalam kebenaran Firman Tuhan.
Bila kita hanya mendengarkan hamba-hamba Tuhan yang mengajarakan kenyamanan / kebahagiaan saja dan menolak mereka yang mengajarkan pikul salib, maka kita akan menjadi anak anak Tuhan yang rapuh. Taukah kita dalam Lukas 14:25-27, saat Yesus diikuti banyak orang ia tidak kesenangan / menjadi sombong, melainkan Ia memberitakan kebenaran tentang memikul salib. Seringkali kita mau lari dari penderitaan, kita berdoa supaya kita tidak menderita karena kebenaran, kita minta mujizat supaya tidak menderita karena kebenaran. Namun apa yang terjadi? Semakin kita berdoa supaya penderitaan karena kebenaran itu menjauh dari kita, maka semakin menderitalah kita. Mengapa? Karena jika kita meminta penderitaan karena kebenaran itu menjauh, itu berarti kita menginginkan kedagingan kita / dosa. Semakin kita mempertahankan kedagingan kita, maka semakin menderitalah kita.
Orang yang hidup dalam kebenaran seringkali mendapatkan fitnahan, caci maki bahkan tidak sedikit yang mendapatkan pukulan. Secara lahiriah mereka menderita. Namun mereka menderita karena kebenaran. Kadangkala kita merasa tidak kuat mengalami penderitaan lahiriah karena kebenaran, tetapi mari kita melihat kebenaran firman Tuhan tentang tentang penderitaan. Karena kebenaranlah yang akan memerdekakan kita dan membuat kita tetap kuat dalam Tuhan.

Saat ini mari kita mempelajari Firman Tuhan yang terdapat dalam kitab 1Petrus pasal 2. Dalam kitab ini Petrus mengajarkan bagaimana cara hidup orang Kristen yang sesungguhnya dengan Kristus sebagai batu penjuru. Seringkali penderitaan karena Kristus menjadi bagian dari hidup orang Kristen. Untuk saat ini saya akan mengajak kita untuk fokus pada 1Petrus 2:18-25, mengenai penderitaan Kristus sebagai teladan. Saya percaya setelah kita mempelajari bersama-sama Firman Tuhan ini maka kita akan dikuatkan dan dihiburkan, terlebih lagi bagi saudara yang sedang hidup dalam kebenaran namun mengalami tekanan, fitnahan dan sebagainya.

Pada bagian ini saya mencatat empat buah kebenaran yang bisa kita pelajari bersama sehingga ada kemerdekaan dan damai sejahtera dalam kehidupan kita. Kebenaran tentang: “Menderita karena kebenaran” (1Petrus 2:18-25) tersebut adalah:

1. Menderita karena kebenaran adalah kasih karunia. (1Petrus 2:19)
Mengapa Petrus mengatakan “Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung”? Kalau kita melihat dalam ayat ke 18, inilah kondisi yang terjadi disekitar Petrus saat itu : ada tuan yang baik, namun ada pula tuan yang jahat. Bagaimana rasul Petrus menyikapinya? Rasul Petrus mengatakan tunduklah dengan penuh ketakutan kepada tuanmu. Ini merupakan perintah yang sangat sulit dilakukan bila kita memiliki tuan yang jahat. Jika kita memiliki tuan yang bengis dan jahat, rasanya kita ingin memberontak. Namun sadarkah kita saat kita memberontak, itu artinya kita sedang berbuat dosa (hubungan kita terputus dengan Allah). Pembalasan itu adalah hak Tuhan. Oleh karena itulah Petrus berkata “adalah kasih karunia” jika kita tetap hidup dalam kehendak Allah sekalipun kita ditindas.
Dari Firman ini kita dapat mempelajari bahwa sekeliling kita seringkali menyakiti dan mengecewakan hati kita, namun tetaplah hidup dalam kebenaran (tetap mengampuni dan memberkati mereka). Tuhan pasti akan memberikan kekuatan.
Filipi 1:29 Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia,
Saya ingat, bagaimana waktu kecil orang tua saya menyuruh saya belajar dan sekolah. Padahal waktu itu saya sangat suka bermain, sampai sampai tidak mau belajar. Tidak jarang orang tua saya menyuruh saya belajar sambil memegang rotan. Saat itu saya berpikir saya mempunyai orang tua yang kejam. Namun saat ini saya menyadari bahwa saat itu saya sedang mendapatkan kasih karunia untuk tetap bersekolah hingga lulus sarjana. Jika saya tidak dididik dengan cara seperti itu, dan hanya bermain saja, saya tidak tau apa yang akan terjadi dengan masa depan saya. Puji Tuhan saat itu saya mendapatkan kasih karunia dari kedua orang tua saya yang memaksa saya untuk belajar.
Kadangkala saat kasih karunia itu kita terima, kita merasa sakit. Mengapa? Karena kita ingin berjalan sesuai dengan keinginan kita. Misalkan : jika kita difitnah seringkali kita ingin membalas, mengapa? Karena kita merasa tersinggung. Orang yang tersinggung itu adalah seorang yang sombong. Ia ingin keberadaannya diakui oleh sekelilingnya. Marilah kita menjadi orang-orang yang rendah hati.
Yakobus 4:6 Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
Tuhan Yesus sudah memberikan teladan kepada kita mengenai penderitaan karena kebenaran. Dan didalam Matius 16:24 Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.

Jika kita tidak mau memikul salib kita, maka kita tidak layak bagi Tuhan Yesus. Itu artinya kita melewatkan kasih karunia yang telah Ia berikan: keselamatan yang kekal.
Roma 5:21 supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.

2. Menderita karena kebenaran adalah panggilan kita (1Petrus 2:21)
Saudaraku, kita dipanggil untuk menjadi terang. Tempat kita adalah terang bukan kegelapan. Seperti sebuah lilin, pada saat lilin itu dinyalakan, maka lilin tersebut mulai meleleh dan makin lama makin habis. Sekelilingnya merasakan dampak dari lilin tersebut, namun apa yang terjadi dengan lilin itu? Demikian pula dengan kehidupan ini, kita dipanggil untuk menyinari dunia ini dengan kasih Kristus. Lalu apa yang kita terima? Penolakan demi penolakan yang kita terima, fitnahan yang mengakibatkan tekanan mental dalam kehidupan kita bahkan tidak sedikit yang menerima kekerasan dari dunia ini. Mengapa? Karena kita bukan berasal dari dunia ini, melainkan kita berasal dari kerajaan Allah. Yesus mengalami penolakan yang begitu dashyat saat ia memberitakan kabar baik di dunia ini, bahkan Ia memberikan nyawaNYA untuk kita.
1 Petrus 4:1 Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, —karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa—,
Saudaraku yang dikasihi Tuhan, jangan pernah keluar dari panggilan sekalipun itu sangat menyakitkan bagi kita. Seringkali kita merasa tidak tahan dengan keadaan sekeliling, fitnahan, tekanan ekonomi dan sebagainya, rasanya ingin membalas atau ingin berbuat seperti apa yang mereka buat. Namun saya ingin menekankan bahwa kalau kita melakukan apa yang mereka lakukan kita menjadi sama seperti mereka. Iblis berusaha untuk membuat kita keluar dari panggilan kita (jalurnya Allah). Bila kita keluar dari jalurnya Allah, maka celakalah kita. Mari kita lihat perjalanan hidup Yusuf, ia mengalami perlakuan tidak adil dari saudara saudaranya hanya karena saudara-saudaranya iri hati. Apa yang harus ia alami? Ia masuk ke dalam sumur, dijual sebagai budak kepada Potifar dan dipenjara karena tuduhan yang tidak benar. Namun Tuhan tetap menyertai Yusuf, walaupun sekelilingnya merancangkan yang jahat, tetapi Tuhan dapat mengubahkan rancangan yang jahat tersebut menjadi baik. Yusuf mempunyai alasan untuk protes kepada Tuhan. Ia memberikan mimpi yang besar, tetapi apa yang terjadi? Yang terjadi adalah masuk sumur, jadi budak dan masuk penjara. Bila Yusuf menyerah pada saat di dipenjara (karena fitnahan) maka hidupnya akan hancur. Saya percaya Yusuf tetap berpegang pada janji Tuhan lewat mimpinya. Sehingga walaupun tekanan yang begitu hebat datang dalam hidupnya, ia tetap bertahan. Mari kita melihat perkataan Yusuf yang pada saat ia bertemu dengan saudara saudaranya :
Kejadian 50:20 Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.
Yusuf memandang masalah (tekanan yang terjadi dalam kehidupannya) sebagai sebuah proses yang Tuhan ijinkan dan ia tetap percaya akan panggilan Tuhan dalam hidupnya.
Bila kita menyerah dalam kehidupan ini, itu bukan karena sekeliling melainkan karena kita yang membuat keputusan untuk menyerah. Saya beri contoh, seseorang yang terlibat hutang, karena ia malu maka ia bunuh diri (menyerah). Saya mau beritau anda bahwa ia bunuh diri bukan karena utang, tetapi karena ia memutuskan untuk bunuh diri. Buktinya ada orang lain yang memiliki utang banyak tetapi tidak bunuh diri, malah ia tambah bersemangat untuk bekerja supaya hutangnya lunas. Jadi jangan sekeliling dijadikan alasan untuk kita menyerah.

3. Menderita karena kebenaran menghasilkan kedewasaan (1Pet 2:22-24)
Mengapa saya mengatakan bahwa menderita karena kebenaran menghasilkan kedewasaan? Karena saya melihat reaksi yang diberikan oleh Tuhan Yesus dalam kehidupannya begitu luar biasa. Pada ayat 22 - 23 dikatakan : Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada salm mulutNYA. Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki, ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.
Reaksi yang diberikan oleh Tuhan Yesus ini sungguh luar biasa. Dalam penganiayaan Ia tidak memberikan reaksi yang salah, apalagi berbuat dosa. Ia tidak mempertahankan ke AllahanNYA. Bila Ia mau, Ia dapat saja membunuh semua orang yang memfitnah dan menganiayaNYA. Tetapi Ia membuat keputusan untuk mengosongkan dan merendahkan diriNYA, Ia taat sampai ke pembantaian karena kasihNYA kepada anda dan saya.. Mungkin orang lain berkata itu merupakan hal terbodoh yang pernah ia lihat dalam kehidupan ini, orang lain lagi memberikan semangat kepada Yesus : ayo lakukan mujizat, turunlah dari salib. Tetapi Yesus mengetahui apa yang Ia lakukan. Bila Ia memberikan reaksi yang salah, maka gagallah rencana keselamatan itu.
Kedewasaan tidak dilihat dari umur seseorang dan apa kata orang namun dilihat dari bagaimana ia menghadapi masalah dan menyelesaikannya. Ada orang yang memiliki umur 50 tahunan namun kelakuannya masih seperti anak anak, masih minta diperhatikan seperti anak anak. Bila tidak diperhatikan marah, bersungut sungut dan sebagainya. Namun ada pula seseorang muda yang pada saat mengalami masalah besar malah bisa memberikan reaksi yang benar. Tentunya orang yang dewasa akan memberikan reaksi yang sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan, yaitu buah buah Roh. Untuk mengetahui apakah buah buah Roh (Gal 5:22) sudah ada dalam hidup kita, maka perlu ujian. Betul? Misalnya untuk mengetahui apakah buah Roh “kesabaran” sudah ada dalam diri kita atau belum, tentunya kita membutuhkan bantuan orang lain yang membuat kita tidak sabar, yang menyakiti hati kita, yang membuat kita sangat marah dan sebagainya. Bila kita tidak membalas perlakuan mereka bahkan kita mengampuni dan memberkati mereka bukankah buah Roh kesabaran sudah ada dalam diri kita?
Orang yang mengikuti ujian itu tandanya ia akan naik ke kelas berikutnya! Kalau tidak ada ujian, maka tidak ada kenaikan kelas. Nah bukankah ujian tersebut merupakan kasih karunia yang kita terima untuk naik kelas (semakin dewasa di dalam Tuhan)? Mari kita meresponi penderitaan karena kebenaran dengan mengatakan: Terimakasih Tuhan untuk kesempatan yang Engkau berikan kepadaku untuk menjadi semakin dewasa dan serupa dengan Engkau.
Ibrani 2:10 Sebab memang sesuai dengan keadaan Allah—yang bagi-Nya dan oleh-Nya segala sesuatu dijadikan—,yaitu Allah yang membawa banyak orang kepada kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada keselamatan, dengan penderitaan.

4. Menderita karena kebenaran membawa kita mendekat kepada Kristus ( 1Pet 2:25)
Untuk kita tetap berada di jalur Tuhan membutuhkan sebuah perjuangan yang cukup keras. Seringkali saat kita diberkati kita menjadi lupa siapa diri kita sesungguhnya. Kita menjadi seorang yang sombong, kita mulai mengandalkan kekuatan kita, kita mulai menjadi orang yang mau menang sendiri dan sebagainya.
Karena kenyamanan yang kita terima dalam hidup ini, seringkali kita berdoa supaya dijauhkan dari orang orang yang dipakai Tuhan untuk memproses kehidupan kita. Tetapi saat ini saya mau katakan kepada saudara : orang-orang yang memproses kehidupan kita (menyakiti hati kita) adalah alatnya Tuhan untuk menyalibkan kedagingan kita. Karena mereka adalah alatnya Tuhan berarti kita tidak boleh menyakiti mereka. Benar? Bila mereka tidak ada, maka kita tidak pernah memikul salib sesuai dengan Firman Tuhan.
Sadarkah kita bahwa orang yang menderita karena kebenaran, tandanya bahwa ia sedang berada dalam jalur Allah?. Sewaktu anak saya yang masih berusia 2 tahun mengalami masalah (misalkan terpeleset) maka ia menangis. Pada saat ia menangis saya yang bingung. Saya mendekat kepadanya dan bertanya : ada apa sayang? Lalu ia memegang lututnya dan berkata “akit akit”. Saya langsung mengerti itu artinya sakit. Seringkali ia berbicara tidak jelas namun karena saya sering berkomunikasi dengan dia, saya mengerti maksudnya. Saat kita datang kepada Tuhan dengan keluhan-keluhan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata, saya ingin mengingatkan kita bahwa Tuhan mengerti bahasa kita. Ia mengerti bahasa air mata bahkan sebelum kita mengatakan sesuatu, Ia mengerti apa yang ada di dalam hati kita dan apa yang akan terjadi. Saat mengalami badai kehidupan yang besar, disanalah Allah ada dan berkarya dalam kehidupan kita.
Yesaya 29:6 engkau akan melihat kedatangan TUHAN semesta alam dalam guntur, gempa dan suara hebat, dalam puting beliung dan badai dan dalam nyala api yang memakan habis.
Jangan membalas orang yang menyakiti kita, tetapi ampuni dan berkatilah mereka. Pembalasan adalah haknya Tuhan. Jangan mengambil haknya Tuhan. Saat kita turun tangan, Tuhan angkat tangan. Saat kita angkat tangan ( tanda menyerahkan semuanya kepada Tuhan, Ia akan turun tangan).
Na 1:3 TUHAN itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah. Ia berjalan dalam puting beliung dan badai, dan awan adalah debu kaki-Nya.

Masalah Karena Dosa

Di dalam hati setiap manusia Tuhan telah memberikan sebuah alat khusus untuk kita dapat berkomunikasi denganNYA, yaitu hati nurani. Lewat hati nurani inilah kita dapat berkomunikasi denganNYA. Saya ingat ketika saya masih SD (Sekolah Dasar) pada saat ujian untuk pertama kalinya saya menyontek. Waktu menyontek itu hati saya sangat berdebar debar, tangan mulai gemetar dan keringat mulai keluar. Saat itu di dalam hati saya terjadi pertempuran : ada suara yang berkata jangan menyontek, namun ada juga yang berkata nyontek saja, kan kamu nggak belajar ntar kalau nilainya jelek orang tuamu marah loh. Pada saat itu saya memutuskan untuk tetap menyontek. Besoknya saya juga kembali menyontek lagi, lalu pada ujian ujian berikutnya saya sering menyontek. Setelah menyontek kurang lebih 30 kali maka menyontek menjadi hal yang biasa (tanpa rasa bersalah lagi). Pada saat itulah hati nurani saya menjadi “ tumpul”. Orang yang memiliki hati nurani yang tumpul ini, sebenarnya mengalami penderitaan dalam hidupnya. Mengapa? karena Tuhan tidak ada di dalam hatinya, yang ada hanya dosa dan upah dosa adalah maut. Kadangkala orang yang menderita karena dosa berusaha menutup nutupi penderitaannya. Bahkan tanpa disadari kadang kadang mereka malah tambah terjerumus ke dalam dosa, seperti : mabuk mabukan, narkoba dan selingkuh. Kalau anda adalah seseorang yang menderita karena dosa, saran saya : jujur kepada diri anda.

Mungkin anda sedang berkata dalam hatimu : saya adalah salah satu orang yang menderita karena dosa. Saya memberontak kepada orang tua, saya lari dari rumah, saya melakukan free sex, saya selingkuh, saya terlibat mabuk mabukan, saya pemakai narkoba atau mungkin masih banyak lagi penderitaan karena dosa yang anda alami. Saya punya kabar baik untuk anda bagaimana menghadapi penderitaan karena dosa. Dulu saya juga adalah seseorang yang menderita karena dosa, saya memberontak kepada orang tua, terlibat pornografi, mau memukul papa dan lain sebagainya. Tapi puji Tuhan saya sekarang sudah bukan menjadi seseorang yang menderita karena dosa lagi, melainkan saya telah menjadi seseorang yang menderita karena kebenaran. Sudah banyak kesaksian yang menceritakan orang-orang yang mengalami penderitaan karena dosa diubahkan menjadi orang yang dipakai Tuhan secara luar biasa. Saya yakin andapun dapat diubahkan oleh Tuhan dengan cara yang luar biasa.

Ada beberapa langkah langkah yang dapat kita lakukan bila kita sedang menderita karena dosa :

1. Sadar -> akui dosa kita kepada Tuhan
Mari kita melihat cerita anak yang terhilang (Lukas 15:11-32). Taukah kita bahwa hanya satu kali saja tercatat dalam Alkitab Bapa disurga itu “BERLARI”? Kapan Bapa itu berlari? Saat anak terhilang itu kembali. Sebelum anak terhilang itu kembali yang terjadi dalam dirinya adalah : menyadari akan keadaannya (Lukas 15:17). Bila ia tidak menyadari keadaannya maka tidak mungkin ia pulang kerumah. Seringkali kita tidak mau menyadari keadaan kita yang penuh dengan dosa. Hari ini saya mau katakan “SADARILAH KEADAANMU”. Bukan hanya sadar akan keadaannya saja yang terjadi pada diri anak yang terhilang, melainkan ia mengakui kesalahannya (Lukas 15:18) dan selanjutnya ia melangkah pulang. Saat ia masih jauh, Bapanya melihat dia, lalu Bapa BERLARI memeluk anak tersebut. Saya sangat percaya bahwa Bapanya selalu menunggu anak yang terhilang tersebut kembali, buktinya: saat anak tersebut masih jauh, Bapanya melihat anak tersebut. Bila Bapanya sedang sibuk bekerja, maka tidak mungkin ia dapat melihat anak tersebut (masih jauh) pulang. Saya percaya Bapanya selalu menunggu dan menantikan anak tersebut pulang. Saat Bapa memeluk anak yang terhilang, Bapa tidak bertanya mana hartaku, kamu habiskan untuk apa saja dan sebagainya. Melainkan ia menyambut anak tersebut dengan sukacita dan membuatkan pesta. Ia tidak mengungkit-ungkit lagi kesalahan yang kita lakukan bila kita sudah mengakuinya.
Dia (Yesus) adalah Tuhan yang Maha Pengampun, sebesar apapun dosa kita, Ia sudah mengampuni dosa kita diatas kayu salib. Permasalahannya adalah maukah kita menerima pengampunan dariNYA? Jika kita mau menerimaNYA maka, sadar dan akui dosa kita. Undang Tuhan Yesus masuk dalam hati kita. Saat yang terindah dalam kehidupan saya adalah pada saat saya mengakui dosa saya dan mengundang Dia masuk dalam hidup saya. Hari itu menjadi hari yang sangat istimewa dan luar biasa dalam hidup saya. Ketenangan, kelegaan, sukacita dan keindahan sangat saya rasakan hingga saat ini.
1Yohanes 1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.

2. Lakukan pemberesan terhadap orang orang yang kita sakiti / yang menyakiti hati kita
Bila kita melihat sebuah kisah Zakheus yang terdapat dalam Lukas 19:1-10, kita dapat melihat disana bagaimana Zakheus menerima Yesus dengan sukacita. Bukan hanya menerima Yesus saja, tetapi ia juga melakukan pemberesan dengan orang orang yang pernah ia peras (Lukas 19:8). Setengah dari hartanya ia bagikan kepada orang miskin, dan setiap orang yang pernah ia peras ia kembalikan empat kali lipat. Setelah ia berjanji seperti itu lalu Yesus berkata : Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini (Lukas 19:9). Tuhan menginginkan kita melakukan pemberesan terhadap orang-orang yang sudah pernah kita sakiti walaupun sangat sulit dan sering kali kita harus merendahkan hati kita (melepaskan kesombongan kita) untuk melakukan pemberesan, setelah itu baru kita datang menghadap Tuhan.
Bagaimana bila kita sudah minta maaf, namun mereka tetap sakit hati dan membenci kita? Saat kita datang kepada seseorang untuk meminta maaf, Tuhan melihat kesungguhan hati kita. Bila mereka tidak mengampuni kita, itu menjadi urusan pribadi mereka dengan Tuhan. Saat kita datang kepada Tuhan pastikan bahwa kita sudah membuat keputusan untuk mengampuni orang yang telah menyakiti hati kita.
Untuk dapat mengampuni orang yang menyakiti hati kita butuh kerendahan hati. Orang yang menyakiti kita adalah alat Tuhan untuk menyalibkan kedagingan kita.
Mat 5: 23-24 Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.

3. Jangan bereaksi salah
Yang saya maksudkan dengan jangan bereaksi salah dalam hal ini adalah jangan memberikan respon yang bertentangan dengan Firman Tuhan, misalnya: tidak mau kegereja lagi (keluar dari komunitas) padahal Firman Tuhan berkata jangan menjauhkan diri dari pertemuan ibadah (Ibrani 10:25), menyimpan dendam, membalas perbuatan mereka (mata ganti mata, gigi ganti gigi) dan sebagainya. Bila kita membalas perbuatan mereka maka kita dengan sengaja akan menyakiti hati mereka juga, sehingga kita menjadi sama dengan mereka dan tidak menjadi sama dengan Yesus.
Mari kita melihat seputar penyaliban Yesus ada 2 orang murid Yesus yang berbuat salah : Yudas dan Petrus. Yudas menjual Yesus, sedangkan Petrus menyangkali Yesus sebanyak 3 kali. Dalam Matius 27:1-5 Jelas terlihat disana : setelah Yudas menjual Yesus ia pun menyesal. Dan didalam Markus 14:66-72 disana juga terlihat secara jelas bahwa Petrus menyangkal Yesus dan petrus pun menyesalinya. Namun ada perbedaan antara Yudas dan Petrus : Yudas pada saat ia menyesal, ia bereaksi salah dengan pergi menggantung diri (tidak berkumpul dengan murid murid Yesus). Sedangkan Petrus pada saat ia menyesal, namun ia tetap berkumpul dengan murid murid Yesus. Dan pada saat Yesus bangkit nama Petruslah yang disebut sebut malaikat yang membawa kabar kebangkitan Yesus (Markus 16:7). Reaksi yang salah akan membawa kita kepada masalah yang lebih besar atau bahkan menghancurkan kita, tetapi reaksi yang benar akan membawa kita kepada penyelesaian masalah atau keselamatan.
Selanjutnya mari kita lihat penjahat yang disalibkan bersama dengan Yesus (Lukas 23:39-43). Penjahat yang satu memberikan reaksi menghujat Yesus, namun penjahat yang satunya memberikan reaksi pengakuan bahwa ia layak dihukum, namun ia berkata juga : “Yesus, ingatlah akan aku apabila Engkau datang sebagai raja”. Ia percaya kepada Yesus, reaksi yang benar yang ia berikan saat menjelang kematiannya. Akhirnya penjahat itu berada bersama sama dengan Yesus di firdaus pada hari itu juga.
Maz 34:19 TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.

4. Belajar dari kesalahan tersebut & Jangan mengulangi kesalahan yang sama
Pada saat perempuan yang kedapatan berzinah dibawa kepada Yesus (Yohanes 8:1-11) , Yesus berkata “barangsiapa diantara kamu tidak berdosa hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu” (ayat 7). Dan tidak ada seorangpun yang melemparinya dengan batu. Seperti perempuan yang kedapatan berzinah tersebut seringkali kali dalam kehidupan ini kita melakukan kesalahan-kesalahan, namun janganlah kita hanya meratapi kesalahan tersebut sehingga kita tidak melakukan sesuatu lagi. Tetapi yang harus kita lakukan adalah belajar dari kesalahan tersebut dan jangan mengulanginya lagi. Itulah pesan Yesus kepada perempuan yang kedapatan berzinah tersebut.
Yoh 8:11 Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."
Saudaraku yang dikasihi oleh Tuhan, ingatlah: sebesar apapun dosa kita, bila kita kembali kepadaNYA maka Ia pasti akan mengampuni dosa kita. Saya mempunyai seorang anak, saat ia berusia sembilan bulan saya bersama dengan istri mulai mengajarinya berjalan. Berkali kali ia jatuh, tapi apa yang saya katakan? Saya mengatakan “Anak papa pintar, aduh sakit ya, sayanggg (sambil membelai dan memeluknya), ayo jalan lagi ya, anak papa kuat kok)”. Saat ia mulai berjalan lagi, ia jatuh lagi. Saya kembali mengangkatnya dan menghiburnya, sepuluh kali ia jatuh, sepuluh kali juga saya mengangkatnya, dua puluh kali ia jatuh, dua puluh kali pula saya mengangkatnya. Bahkan bila ia jatuh seratus kali, seratus kali pula saya akan mengangkat dan menghiburnya sampai ia dapat berjalan. Tidak pernah sekalipun saat ia jatuh saya langsung memukul dan membuang anak saya, karena ia adalah anak saya.
Hidup kita ini seperti tanah liat ditangan seorang tukang periuk. Saat proses pembuatan, apabila bejana yang dibuat dari tanah liat tersebut rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya. Demikian pula dengan keadaan kita saat ini, mugkin anda berkata hidupku sudah hancur berkeping keping, sekeliling sudah membuangku, namun saya mau katakan kepada anda bahwa hidupmu berada ditangan Tuhan yang mempunyai kuasa untuk menjadikan masa depanmu indah. Ingatlah kegagalan masa lalu bukanlah kegagalan masa depan. Kegagalan masa lalu kita dapat dipakai Tuhan untuk kemuliaanNYA. Sepasang kekasih yang hamil diluar nikah, lalu mereka bertobat dan menikah, saat ini mereka dipakai Tuhan untuk menolong orang orang yang hamil diluar nikah. Mereka memiliki rumah penampungan untuk membantu orang orang yang hamil diluar nikah.
Jika anda saat ini merupakan salah seorang yang menderita karena dosa, jangan tunda-tunda lagi untuk mengikuti langkah langkah yang saya berikan diatas.

Kebenaran tentang masalah

1Kor 10:13 Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.

Kalau kita berbicara tentang masalah, maka ada sebuah kalimat bijak yang dapat diterima oleh semua orang : “ Selama kita hidup pasti ada masalah”. Setiap orang mempunyai masalah, baik itu anak anak, orang muda maupun dewasa, baik kaya maupun miskin, baik berkulit putih maupun berkulit hitam, baik pejabat maupun bukan pejabat, bahkan pendeta pun memiliki masalah. “SETIAP ORANG MEMPUNYAI MASALAH” kalimat inilah yang harus kita tanamkan dalam pikiran kita, sehingga bila kita mengalami masalah maka itu adalah hal yang normal. Permasalahan yang dihadapi oleh masing masing orang berbeda beda. Bahkan masalah tersebut dialami oleh manusia semenjak proses pembuahan akan terjadi. Pada saat proses pembuahan akan terjadi ia harus mengalahkan berjuta juta sperma yang turut bertanding untuk dapat mencapai sel telur. Saat ia akan keluar dari dalam perut, butuh suatu perjuangan yang sangat keras. Saat anak saya baru lahir, kepalanya agak lonjong (karena tekanan-tekanan yang ia alami pada saat akan keluar dari perut). Saat bertumbuh menjadi remaja, pemuda, orang tua bahkan sampai saat akan meninggal masih menghadapi masalah.

Seringkali kita mencari kambing hitam untuk permasalahan yang kita hadapi. Namun permasalahan sesungguhnya ada didalam diri kita sendiri. Misalnya : seorang wanita yang ditinggal oleh pacarnya, lalu ia berkata karena pacarnya tersebut maka ia menjadi seorang pemabuk, pemakai narkoba dan sebagainya. Pertanyaannya adalah: apakah betul putus dengan pacar menyebabkan seseorang menjadi pemabuk dan pemakai narkoba? Kalau jawabannya iya, maka seharusnya yang terjadi: setiap orang yang putus dengan pacarnya akan menjadi seorang pemabuk dan pemakai narkoba. Seorang pelacur saat ditanya mengapa menjual diri? Jawabannya : ekonomi yang tidak cukup. Benarkah karena ekonomi yang tidak cukup menyebabkan seseorang menjadi pelacur? Kalau benar, mengapa pengamen, pengemis, tukang sapu jalanan dan sebagainya tidak menjadi pelacur? Bukankah mereka juga mengalami kesulitan ekonomi?. Pelayanan saya dalam bidang anak muda, seringkali saya mengonselingi orang yang putus dengan pacarnya dan setelah putus orang tersebut tidak menjadi seorang pemabuk atau pemakai narkoba. Malah mereka bersyukur karena mereka mengetahui keburukan pacarnya (misalnya suka selingkuh) sebelum menikah. Seringkali kita mencari kambing hitam untuk membenarkan diri. Mulai saat ini berhentilah untuk mencari kambing hitam. Jika kita salah, akui kesalahan kita dan bertanggungjawablah atas perbuatan kita, maka saya percaya permasalahan kita tidak menjadi semakin sulit seperti benang kusut.

Saya sudah pernah bertemu dengan seorang mantan pemakai narkoba yang menjadi seorang pangusaha, seorang mantan preman yang menjadi pendeta, seorang mantan pelacur yang dipakai Tuhan untuk mengajak teman temannya bertobat dan masih banyak lagi. Namun tidak sedikit juga yang saya lihat keadaan mereka semakin parah. Mengapa? Karena mereka bereaksi salah dan tidak mau bertobat / berubah. Ada yang berusaha lari dari masalah, ada yang berusaha menghadapi masalah dengan mengandalkan kemampuannya seperti uang, kepintaran dan sebagainya. Namun ada pula orang yang membiarkan masalah itu terjadi dengan begitu saja (cuek). Reaksi apa yang kita berikan dalam penyelesaian masalah?

Ada banyak ragam permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan ini. Ada yang menghadapi masalah keuangan, masalah pasangan hidup, masalah perselingkuhan, masalah pendidikan, masalah pekerjaan dan sebagainya. Itu semua adalah sekolah bagi kita sehingga kita semakin dewasa dan kuat dalam Tuhan. Kalau kita ingat pada saat kita sekolah, bila kita tidak belajar maka kita akan dimarahi. Kadang kadang belajar menjadi masalah bagi kita, khususnya mereka yang malas belajar. Lalu pada saat kita akan ujian kenaikan kelas, kita menghadapi masalah lagi. Tetapi bukankah kita harus melalui semua masalah tersebut untuk menjadi seorang sarjana?
Suatu saat seorang anak Sekolah Menengah Pertama (SMP) diberikan soal matematika untuk mahasiswa, apa yang terjadi? Tentu saja anak tersebut tidak bisa mengerjakannya mengapa? Karena ia belum belajar. Namun bila ia terus belajar dan naik kelas hingga ia lulus menjadi sarjana, tentunya ia akan dapat menyelesaikan soal matematika tersebut. Mengapa? Karena ia sudah pernah diajari matematika mulai dari SD (Sekolah Dasar) hingga Universitas. Demikian pula dengan masalah yang kita hadapi dalam kehidupan ini. Masalah tersebut akan membawa kita sampai kedalam rencana Allah. Dibalik masalah anda ada emas yang berasal dari Allah.

Setiap masalah yang kita hadapi selalu mengakibatkan penderitaan. Penderitaan tersebut dapat berupa penderitaan tubuh, jiwa maupun roh. Tetapi bila kita dapat melihat masalah seperti Allah melihatnya maka kita akan dapat mengatasi penderitaan tersebut. Ketika bersama dengan Allah, maka semakin besar masalah yang kita hadapi, maka semakin besar pula mujizat yang akan kita lihat.

Ada dua penyebab kita mengalami masalah, yaitu masalah karena dosa dan masalah karena kebenaran (1Pet 2:20).

1. Masalah karena Dosa
1Pet 2:20a Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa?

Orang yang bermasalah dengan dosa akan mengakibatkan penderitaan roh, jiwa dan tubuh. Mengapa bukan penderitaan tubuh terlebih dahulu, kemudian jiwa dan yang terakhir roh? Karena dosa mengakibatkan roh kita terpisah dengan Roh Allah. Inilah penderitaan yang terbesar dalam kehidupan manusia.

Orang yang menderita karena dosa dapat berpura-pura menutupi masalahnya, namun sesungguhnya ia tidak dapat membohongi dirinya sendiri, yaitu : jeritan hatinya (jeritan rohnya) yang menderita karena terpisah dari Allah. Kepada teman temannya ia dapat tersenyum, namun pada saat ia pulang kerumah dan seorang diri, ia mulai menangis dan tidak tahu arah tujuan hidupnya. Sekalipun ia adalah seorang pelayan Tuhan / Pendeta, jika mempunyai masalah dengan dosa maka penderitaan tersebut juga ia alami. Banyak sekali orang orang yang pernah saya jumpai, secara penampilan keliatannya mereka baik baik dan tidak mengalami masalah. Namun pada saat saya ajak ngomong dari hati ke hati maka air matanya mulai mengalir, tangisan demi tangisan terus terdengar bahkan tidak jarang mereka menjerit dengan suara yang keras. Pada saat rohnya menderita, maka jiwanya (pikiran, perasaan dan kehendaknya) akan menderita juga dan yang terakhir tubuhnya juga ikut menderita. Tekanan penderitaan karena dosa ini begitu dashyatnya sehingga dapat merusak masa depan dan kehidupan seseorang. Bahkan tidak jarang mereka yang berakhir di rumah sakit jiwa. Bagaimana mengatasi penderitaan karena DOSA? Saya akan menjelaskannya secara mendalam pada bagian “MASALAH KARENA DOSA”

2. Masalah karena kebenaran
1Pet 2:20b Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.

Seringkali kita bertanya tanya : mengapa orang yang begitu baik dan tulus harus mengalami sebuah aniaya? Mengapa dan mengapa? Kemudian kita juga bertanya : mengapa ia harus terlahir dalam keadaan cacat? Seperti Bartimeus seorang pengemis buta. (Markus 10:46-52) Namun lewat kebutaan Bartimeus Yesus menyatakan kemuliaanNYA.
Orang yang hidup dalam kebenaran Allah juga akan mengalami penderitaan. Mengapa? Karena iblis berusaha menjatuhkan orang orang yang hidup dalam kebenaran Allah. Tetapi ada perbedaan orang yang menderita karena kebenaran dengan orang yang menderita karena dosa. Orang yang menderita karena kebenaran sama seperti seseorang yang sedang dipanah oleh iblis, namun panah tersebut tidak mengenai tubuh, namun hanya mengenai tameng. Menderita karena kebenaran mengandung arti bahwa sekalipun dianiaya, difitnah, ditipu dan sebagainya, namun ia tetap hidup dalam kebenaran, seperti: tetap mengampuni, tetap bersyukur, tetap mendoakan, tidak membalas dan menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Jadi tidak ada dosa yang dia lakukan sekalipun hal tersebut sangat menyakitkan bagi jiwa dan tubuh orang tersebut. Orang yang menderita karena kebenaran sebenarnya bukan mengalami penderitaan yang sesungguhnya, yaitu penderitaan roh. Justru yang terjadi sesungguhnya adalah kemerdekaan dalam roh. Rohnya dapat terus intim denganNYA bahkan semakin intim.
Maz 34:19 TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.)

Tidak sedikit juga orang yang memulai dengan Roh namun mengakhirnya dengan daging. Maksudnya orang yang awalnya menderita karena kebenaran, namun mengakhirinya dengan daging. Ada orang orang yang penuh dengan Roh Kudus, pada saat ia difitnah ia tetap kuat tetap mengampuni dan memberkati pada saat ia ditipu ia tetap mengampuni, pada saat ia miskin ia tetap setia kepada istri dan Tuhan namun pada saat ia sudah mencapai posisi jabatan tertentu dan semakin diberkati ia mulai tidak setia lagi kepada istri dan Tuhan. Orang yang seperti inilah yang awalnya menderita karena kebenaran yang berakhir dengan menderita karena dosa. Mengapa kita harus menderita karena kebenaran ? Saya akan menjelaskannya secara mendalam pada bagian “MASALAH KARENA KEBENARAN”.